Aku bisa saja mengira, andai saja waktu itu berani mengungkapkan rasa.
Sayangnya aku lupa, kalau kembali ke masa-masa itu pun tidak menjamin
bahwa ia yang dituju punya rasa yang sama.
Bagaimanapun yang sudah
terjadi, tak dapat berubah apabila rasa itu hanya aku yang memiliki.
Tak peduli seberapa egoisnya, aku menyimpan rapat rasa suka dalam diam.
Hanya berdiri dan termenung, memperhatikan ia dari jauh.
Karena
tak mampu dan tak punya nyali berucap dan berkata
"aku jatuh suka"
Kini, ketika semua sudah terjadi, lantas terpikir, andai saja waktu itu ada
sedikit keberanian dalam diri?
Akankah kini aku dan kamu jadi kita?
Atau malah tak lagi bertegur sapa?
Sama seperti saat ini rasanya,
walau masih bertegur sapa, tapi melihatmu dengannya masih sama sakitnya.
Saat aku menyia-nyiakan kesempatan untuk mengungkapkan rasa suka, kala
kamu masih belum ada yang punya.
Maka, menaiki mesin waktu dan kembali ke masa-masa itu sudah tak ada
gunanya.
Belum tentu rasa suka ini berbalas.
Bisa jadi dari dulu
kamu memang hanya berniat berteman baik denganku, tidak lebih.
Hanya
teman dan takkan pernah jauh dari kata teman.